Masjid Qiblatain menyimpan sejarah penting tentang arah kiblat shalat. Pada awalnya masjid Qiblatain bernama masjid Bani Salamah. Letak masjid ini berada pada bukit kecil ditepi jalan Wadi Aqiq, dimana jalan tersebut menuju ke kampus universitas Madinah.
Masjid ini menjadi salah satu tempat tujuan dikunjungi oleh oleh para jamaah haji dan umroh. Banyak para jamah haji dan umrioh yang ingin meelihat masjid qiblatain dengan dekat dan ingin mengetahui bagaima sejarah dari masjid Qiblatai.
Sebelum menelaah tentang sejarah, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang uniknya masjid Qiblatain. Masjid ini terkenal dengan kemegahannya yang artistik. Seperti masjid – masjid di Arab Saudi lainnya, yaitu tempat shalat wanita berada jauh dari lokasi shalat jamaah laki – lakinya. Untuk menuju ketempat shalat, jamaah harus menaiki eskalator yang cukup tinggi. Dan perlu diketahui bahwa tempat shalat perempuan di masjid Qiblatain hanya 150 m2 dan tertutup rapat.
Setelah anda masuk menuju bagian tempat shalat, anda akan menemukan tiang penyangga. Ruangan ini dibagi menjadi dua, ruang pertama adalah ruangan untuk shalat dan ruangan kedua adalah ruangan untuk membaca alqur’an. Di masjid yang memiliki art dua kiblat ini, jamaah laki – laki tidak perlu memutar untuk mencapai ruang shalat yang sangat luas, anda akan disediakan tangga.
Kenapa masjid Qiblatain memiliki arti dua kiblat? Pada awal pembangunannya, masjid ini memiliki dua arah kiblat/mihrab. Masjid ini mengarah ke Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Aqsha di Palestina. Namun seiring dengan perkembangannya, masjid ini memiliki satu arah kiblat, yaitu menuju ke Masjidil Haram. Dan tentu saja terdapat kisah di baliknya.
Kisah masjid yang semuala bernama Masjid Bani Salamah menjadi Qiblatain
Pada awal islam berdiri, arah kiblat adalah Baitul Maqdis, yaitu nama lain dari Masjidil Aqsha di Palestina. Namun pada sekitar tahun kedua hijriah, turunlah wahyu kepada baginda Rasul untuk memindahkan arah kiblat ke Masjidil Haram di Mekah. Pada saat itu baginda Rasul ternyata sedang shalat dengan mengahadap ke Masjidil Aqsha dan shalat sudah berjalan dua rakaat.
Di tengah – tengah shalat baginda nabi mendapatkan wahyu surat Al Baqarah ayat 144. Di surat tersebut disebutkan bahwa baginda Rasul mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk mengubah arah kiblatnya. Rasul disuruh berpaling ke arah Masjidil Haram. Dan pada surat ini juga menegaskan dimana saja Nabi berada, selalu arahkan sholat di Masjidil Haram, atau pada saat itu menjadi arah kiblat yang syah yang turun langsung dari perintah Allah SWT. Bahkan dalan surat tersebut Allah menegaskan bahwasanya orang – orang Yahudi dan Nasrani yang sudah diberi Alkibat, yaitu berupa Injil dan Taurat sebenarnya memang sudah mengetahui bahwa menghadap Masjidil Haram saat shalat adalah benar dan tepat perintah dari Allah.
Begitu mendapatkan wahyu tersebut, baginda Nabi dan para sahabat pun menghentikan sementara shalatnya dan berbalik ke arah 180derajat atau berbalik ke arah yang berlawanan. Peristiwa berbindahnya arah kiblat tersebut ternyata tidak membuat baginda Nabi membatalkan shalatnya dan Nabi pun tidak mengulangi dua rakaat yang tadi dan tetap melanjutkan shalat dengan khusyuk.
Sebenarnya, Nabi Muhammad SAW telah lama mengharapan perpindahan kiblat ini, karena Masjidil Aqsha yang ditetapkan menjadi kiblat dulu adalah kiblat untuk sebagian para nabi dari bangsa Israel. Masjidil Aqsha berada tepat di sebelah selatan sedangkan Baitullah yang berada di Mekkah berada di sebelah utara, dan saling bertentangan 180 derajat. Dan pada akhirnya Doa sang baginda Rasulullah ini pun dikabulkan oleh Allah SWT saat beliau sedang berada di masjid yang sekarang bernama masjid Qiblatain ini.
Telah dijelaskan di atas bagaimana kisah masjid Qiblatain semoga dapat menjadi suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita. Bagi para calon jamaah yang ingin berkunjung kesana, banyak travel umroh yang siap membantu keberangkatan para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh sambil berkunjung ke masjid Qiblatain. Terdapat banyak sekali pilihan paket umroh diantaranya: paket umroh murah, paket umroh ramadhan, umroh plus turki, umroh plus aqso dan paket lainnya.
Masjid ini menjadi salah satu tempat tujuan dikunjungi oleh oleh para jamaah haji dan umroh. Banyak para jamah haji dan umrioh yang ingin meelihat masjid qiblatain dengan dekat dan ingin mengetahui bagaima sejarah dari masjid Qiblatai.
Sebelum menelaah tentang sejarah, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang uniknya masjid Qiblatain. Masjid ini terkenal dengan kemegahannya yang artistik. Seperti masjid – masjid di Arab Saudi lainnya, yaitu tempat shalat wanita berada jauh dari lokasi shalat jamaah laki – lakinya. Untuk menuju ketempat shalat, jamaah harus menaiki eskalator yang cukup tinggi. Dan perlu diketahui bahwa tempat shalat perempuan di masjid Qiblatain hanya 150 m2 dan tertutup rapat.
Setelah anda masuk menuju bagian tempat shalat, anda akan menemukan tiang penyangga. Ruangan ini dibagi menjadi dua, ruang pertama adalah ruangan untuk shalat dan ruangan kedua adalah ruangan untuk membaca alqur’an. Di masjid yang memiliki art dua kiblat ini, jamaah laki – laki tidak perlu memutar untuk mencapai ruang shalat yang sangat luas, anda akan disediakan tangga.
Kenapa masjid Qiblatain memiliki arti dua kiblat? Pada awal pembangunannya, masjid ini memiliki dua arah kiblat/mihrab. Masjid ini mengarah ke Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Aqsha di Palestina. Namun seiring dengan perkembangannya, masjid ini memiliki satu arah kiblat, yaitu menuju ke Masjidil Haram. Dan tentu saja terdapat kisah di baliknya.
Kisah masjid yang semuala bernama Masjid Bani Salamah menjadi Qiblatain
Pada awal islam berdiri, arah kiblat adalah Baitul Maqdis, yaitu nama lain dari Masjidil Aqsha di Palestina. Namun pada sekitar tahun kedua hijriah, turunlah wahyu kepada baginda Rasul untuk memindahkan arah kiblat ke Masjidil Haram di Mekah. Pada saat itu baginda Rasul ternyata sedang shalat dengan mengahadap ke Masjidil Aqsha dan shalat sudah berjalan dua rakaat.
Di tengah – tengah shalat baginda nabi mendapatkan wahyu surat Al Baqarah ayat 144. Di surat tersebut disebutkan bahwa baginda Rasul mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk mengubah arah kiblatnya. Rasul disuruh berpaling ke arah Masjidil Haram. Dan pada surat ini juga menegaskan dimana saja Nabi berada, selalu arahkan sholat di Masjidil Haram, atau pada saat itu menjadi arah kiblat yang syah yang turun langsung dari perintah Allah SWT. Bahkan dalan surat tersebut Allah menegaskan bahwasanya orang – orang Yahudi dan Nasrani yang sudah diberi Alkibat, yaitu berupa Injil dan Taurat sebenarnya memang sudah mengetahui bahwa menghadap Masjidil Haram saat shalat adalah benar dan tepat perintah dari Allah.
Begitu mendapatkan wahyu tersebut, baginda Nabi dan para sahabat pun menghentikan sementara shalatnya dan berbalik ke arah 180derajat atau berbalik ke arah yang berlawanan. Peristiwa berbindahnya arah kiblat tersebut ternyata tidak membuat baginda Nabi membatalkan shalatnya dan Nabi pun tidak mengulangi dua rakaat yang tadi dan tetap melanjutkan shalat dengan khusyuk.
Sebenarnya, Nabi Muhammad SAW telah lama mengharapan perpindahan kiblat ini, karena Masjidil Aqsha yang ditetapkan menjadi kiblat dulu adalah kiblat untuk sebagian para nabi dari bangsa Israel. Masjidil Aqsha berada tepat di sebelah selatan sedangkan Baitullah yang berada di Mekkah berada di sebelah utara, dan saling bertentangan 180 derajat. Dan pada akhirnya Doa sang baginda Rasulullah ini pun dikabulkan oleh Allah SWT saat beliau sedang berada di masjid yang sekarang bernama masjid Qiblatain ini.
Telah dijelaskan di atas bagaimana kisah masjid Qiblatain semoga dapat menjadi suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita. Bagi para calon jamaah yang ingin berkunjung kesana, banyak travel umroh yang siap membantu keberangkatan para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh sambil berkunjung ke masjid Qiblatain. Terdapat banyak sekali pilihan paket umroh diantaranya: paket umroh murah, paket umroh ramadhan, umroh plus turki, umroh plus aqso dan paket lainnya.