Sumur zam zam masih bisa anda lihat sampai sekarang ketika anda berkunjung ke Mekah. Sumur ini terletak 11 meter dari Ka’bah dan mempunyai kedalaman 30 meter. Jarak permukaan air dengan pinggiran sumur sekitar 4 Meter. Banyaknya jamaah haji dan umroh yang menginginkan air zam zam membuat pemerintahan Saudi menyediakan tempat penyimpanan air zam zam diberbagai tempat. Hal ini tentu saja akan memudahkan jamaah haji untuk mengambil air tersebut secara gratis juga. Dengan keistimewaan yang dimiliki air zam zam, sejarah di balik timbulnya air zam zam juga menjadi nilai yang tinggi bagi Islam.
Sejarah Air Zam Zam
Di kisahkan dari istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar. Pada waktu itu turunlah wahyu kepada Nabi Ibrahim agar mengajak Siti Hajar dan Nabi Ismail (putranya) yang masih bayi dan masih menyusu pergi ke Mekah. Pada saat itu, kota Mekah belum berpenghuni dan masih sangat sedikit sumber mata air. Akhirnya mereka tiba di sebuah lembah dan duduk dibawah pohon kering yang sekarang menjadi tempat berdirinya Ka’bah.
Di tempat itu, Nabi Ibrahim memberikan beberapa butir kurma dan sekantong air untuk mereka dan kemudian meninggalkan beliau. Siti hajar tentu sangat terkejut melihat suaminya pergi begitu saja. Lalu Siti Hajar pun bertanya kepada Nabi Ibrahin, tetapi beliau tidak menjawab pertanyaan istrinya.
Lalu akhirnya Siti Hajar berkata “Apakah Allah SWT yang menyuruhmu kami tinggal disini?” Nabi Ibrahim menjawab dengan singkat “Ya”. Mendengar bahwa itu adalah ijin Allah, mereka mulai tenang karena percaya Allah akan menjamin hidupnya walau ditempat yang sepi dan jauh dari manusia. Saat itu pula Nabi sangat sedih karena meninggalkan mereka dengan sedikit persediaan. Beliau berdoa kepada Allah untuk keselamatan dan kemudahan bagi anak dan istrinya.
Udara gurun yang sangat terik membuat Nabi Ismail kehausan, sedangkan persediaan air akhirnya habis. Saat itu juga Siti Hajar terlihat sangat panik. Akhirnya Siti Hajar memutuskan untuk mencari air ke bukit Shafa dan meninggalkan Nabi Ismail sendirian, tapi beliau tidak menemukan satu orang pun. Kemudian Siti Hajar lari ke bawah ke bukit Marwah, disanapun tidak ada orang yang menolongnya. Dan ketika sedang berada di atas bukit Marwah, Siti Hajar mendengar suara.
Awalnya beliau hanya berprasangka itu adalah suara dari pikirannya saja karena sedang kacau. Tetapi ternyata beliau benar – benar mendengarkan suara, ternyata beliau melihat Malaikat Jibril berdiri didepan Nabi Ismail yang sedang menghentakan kakinya sambil menangis. Ternyata suara tersebut adalah suara Malaikat Jibril yang menunjukan adanya air tepat di hentakan kaki Nabi Ismail. Tanpa ragu Siti Hajar menggali tanah tersebut sampai airpun mengalir dengan derasnya dan segera meminumkannya kepada Nabi Ismail.
Malaikat Jibril berkata pada saat itu “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menelantarkan hamba-Nya, dan sesungguhnya di sinilah Ka’bah akan di dirikan oleh anak ini bersama ayahnya nanti”
Dan pada saat itu, air yang memancar dari dalam tanah itu terus saja mengalir dengan derasnya. Siti Hajar berusaha menampung air tersebut dengan bebatuan yang ada di sekitar mata air tersebut. Akan tetapi, air terus saja mengalir tanpa henti – hentinya sampai Siti Hajar berteriak ‘zam zam’. Dari berbagai sumber dipercaya bahwa kata zam zam berasal dari kata zomk – zomk yang berarti ‘berhenti mengalir’. Maka dari itu, salah satu rukun haji ada Sa’i, yaitu lari – lari kecil dari Bukit Shafa dan Marwah untuk mengingat Siti Hajar berlarian mencari air untuk Nabi Ismail.
Di atas telah di jelaskan sejarah awal mulanya adanya air zam-zam. Untuk saudara-saudara yang ingin melihat langsung bagaimana keadaan sesungguhnya tempat air zam-zam tersebut sambil menjalankan ibadah umroh. Anda tidak perlu kawatir, dewasa ini banyak sekali travel umroh yang dapat memudahkan para calon jamaah untuk pergi ketanah suci. Berbagai paket umroh telah di siap kan oleh biro travel umroh seperti: paket umroh murah 2023, umroh plus turki, umroh plus aqso dan banyak lagi paket umroh lainya.
Sejarah Air Zam Zam
Di kisahkan dari istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar. Pada waktu itu turunlah wahyu kepada Nabi Ibrahim agar mengajak Siti Hajar dan Nabi Ismail (putranya) yang masih bayi dan masih menyusu pergi ke Mekah. Pada saat itu, kota Mekah belum berpenghuni dan masih sangat sedikit sumber mata air. Akhirnya mereka tiba di sebuah lembah dan duduk dibawah pohon kering yang sekarang menjadi tempat berdirinya Ka’bah.
Di tempat itu, Nabi Ibrahim memberikan beberapa butir kurma dan sekantong air untuk mereka dan kemudian meninggalkan beliau. Siti hajar tentu sangat terkejut melihat suaminya pergi begitu saja. Lalu Siti Hajar pun bertanya kepada Nabi Ibrahin, tetapi beliau tidak menjawab pertanyaan istrinya.
Lalu akhirnya Siti Hajar berkata “Apakah Allah SWT yang menyuruhmu kami tinggal disini?” Nabi Ibrahim menjawab dengan singkat “Ya”. Mendengar bahwa itu adalah ijin Allah, mereka mulai tenang karena percaya Allah akan menjamin hidupnya walau ditempat yang sepi dan jauh dari manusia. Saat itu pula Nabi sangat sedih karena meninggalkan mereka dengan sedikit persediaan. Beliau berdoa kepada Allah untuk keselamatan dan kemudahan bagi anak dan istrinya.
Udara gurun yang sangat terik membuat Nabi Ismail kehausan, sedangkan persediaan air akhirnya habis. Saat itu juga Siti Hajar terlihat sangat panik. Akhirnya Siti Hajar memutuskan untuk mencari air ke bukit Shafa dan meninggalkan Nabi Ismail sendirian, tapi beliau tidak menemukan satu orang pun. Kemudian Siti Hajar lari ke bawah ke bukit Marwah, disanapun tidak ada orang yang menolongnya. Dan ketika sedang berada di atas bukit Marwah, Siti Hajar mendengar suara.
Awalnya beliau hanya berprasangka itu adalah suara dari pikirannya saja karena sedang kacau. Tetapi ternyata beliau benar – benar mendengarkan suara, ternyata beliau melihat Malaikat Jibril berdiri didepan Nabi Ismail yang sedang menghentakan kakinya sambil menangis. Ternyata suara tersebut adalah suara Malaikat Jibril yang menunjukan adanya air tepat di hentakan kaki Nabi Ismail. Tanpa ragu Siti Hajar menggali tanah tersebut sampai airpun mengalir dengan derasnya dan segera meminumkannya kepada Nabi Ismail.
Malaikat Jibril berkata pada saat itu “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menelantarkan hamba-Nya, dan sesungguhnya di sinilah Ka’bah akan di dirikan oleh anak ini bersama ayahnya nanti”
Dan pada saat itu, air yang memancar dari dalam tanah itu terus saja mengalir dengan derasnya. Siti Hajar berusaha menampung air tersebut dengan bebatuan yang ada di sekitar mata air tersebut. Akan tetapi, air terus saja mengalir tanpa henti – hentinya sampai Siti Hajar berteriak ‘zam zam’. Dari berbagai sumber dipercaya bahwa kata zam zam berasal dari kata zomk – zomk yang berarti ‘berhenti mengalir’. Maka dari itu, salah satu rukun haji ada Sa’i, yaitu lari – lari kecil dari Bukit Shafa dan Marwah untuk mengingat Siti Hajar berlarian mencari air untuk Nabi Ismail.
Di atas telah di jelaskan sejarah awal mulanya adanya air zam-zam. Untuk saudara-saudara yang ingin melihat langsung bagaimana keadaan sesungguhnya tempat air zam-zam tersebut sambil menjalankan ibadah umroh. Anda tidak perlu kawatir, dewasa ini banyak sekali travel umroh yang dapat memudahkan para calon jamaah untuk pergi ketanah suci. Berbagai paket umroh telah di siap kan oleh biro travel umroh seperti: paket umroh murah 2023, umroh plus turki, umroh plus aqso dan banyak lagi paket umroh lainya.